Jakarta, 31 Mei 2023
Perhimpunan Filantropi Indonesia, Klaster Filantropi Lingkungan Hidup & Konservasi, dan KADIN Indonesia menggelar Mangrove Coffee Talk bertema, Menilik Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove untuk Perubahan Iklim, di KEHATI Foundation, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023). Acara dihadiri oleh 36 perwakilan lembaga, organisasi, dan korporasi yang concern terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Kegiatan dengan tema besar pelestarian lingkungan hidup secara nasional ini digawangi oleh beberapa pembicara antara lain Country Lead – Indonesia Climateworks Center & Anggota Klaster Filantropi Lingkungan Hidup & Konservasi, Guntur Sutiyono dan Ketua Komite Tetap DAS, Hutan Lindung dan Mangrove, KADIN Indonesia, Toddy M. Sugoto.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua I Komite Tetap Pengendalian dan Evaluasi DAS, Hutan Lindung dan Mangrove KADIN Indonesia, Chintya Dian Astuti, memaparkan Rencana Aksi Kolaborasi Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove, serta tidak ketinggalan pembahasan tentang Potensi Hutan Mangrove bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir oleh Local Champion Mangrove Indramayu.
Selain itu, Pemaparan Praktik Baik dari Indika Nature dengan IMPACT Program, Potensi Kembalinya Hutan Mangrove bagi kehidupan masyarakat pesisir Desa Lori oleh Local Champion Mangrove Desa Lori, Kec. Tanjung Harapan, Paser, Kaltim, dan Pemaparan Praktik Baik oleh Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan KEHATI dan Anggota Klaster Filantropi Lingkungan Hidup & Konservasi, Taofik Alansar, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan berskala nasional ini.
Untuk diketahui, memasuki Decades of Action, aksi kolektif penting sekali menjadi penggerak motor antar pemangku kepentingan untuk saling melengkapi sumber daya masing-masing dan mengakselerasi pencapaian agenda bersama terkait perubahan iklim.
Menurut Chintya Dian Astuti, di Desember 2022, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan KADIN Indonesia berkomitmen untuk mendorong terciptanya aksi kolektif filantropi dan bisnis untuk perubahan iklim ini sebagai wadah bagi para pihak, lembaga filantropi maupun perusahaan dan sektor lainnya, untuk berkontribusi sesuai kapasitas dan sumber daya yang dimiliki masing-masing.
Sinergi antara filantropi dan bisnis, lanjut Chintya Dian, adalah esensial dan dapat menjadi kekuatan besar dalam menyelesaikan tantangan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Ia menyebutkan, Mangrove memiliki potensi yang luar biasa sebagai salah satu aksi mitigasi berbasis alam untuk perubahan iklim. Hutan mangrove di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar dan paling produktif di dunia, sekitar 3,4 juta hektar atau sekitar 20 persen.
”Pemerintah Indonesia melalui Perpres 120 tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menjelaskan bahwa pemulihan mangrove di kawasan ekosistem mangrove yang terdegradasi atau kritis melalui percepatan pelaksanaan rehabilitasi mangrove, sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong pemulihan mangrove. Rehabilitasi dan restorasi mangrove merupakan upaya massive yang membutuhkan partisipasi semua pemangku kepentingan,” jelas Chintya.
Dikatakannya, aksi kolektif ini akan dimulai dengan pemaparan rencana dari KADIN Indonesia di dua wilayah yang telah dimasukkan sebagai area intervensi sekaligus menjadi Piloting Project Mangrove KADIN Indonesia yaitu di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur dalam tajuk IMPACT, yang diinisiasi oleh PT Indika Energy Tbk. dan di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat yang digagas oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia dan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup.
Edukasi terkait aspek penting rehabilitasi dan restorasi mangrove, lanjutnya, akan senantiasa dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan agar memahami secara utuh permasalahan yang dihadapi.
Oleh sebab itu, Chintya menambahkan, KADIN Indonesia, PFI, dan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi mengundang anggotanya untuk hadir diskusi bersama untuk berbagi pengalaman, memetakan kontribusi dan kolaborasi yang dapat dilakukan untuk melengkapi satu dan lainnya, agar tercipta program mangrove yang benar-benar dilakukan secara berkelanjutan dari awal hingga akhir, dan bukan hanya sekedar publikasi semata.
“Harapannya, melalui acara ini akan tersusun sebuah rencana aksi yang lebih konkrit, dilakukan secara inklusif dan progresif dan bersatu padu dengan kegiatan serta pendanaan secara gotong-royong bersama antara filantropi dan bisnis,” kata dia.
Chintya mengemukakan, bahwa tujuan yang ditetapkan antara lain; mengarusutamakan ko-kreasi dan kolaborasi aksi kolektif multi-pihak untuk mempercepat pencapaian SDGs dan agenda perubahan iklim, mengedukasi terkait aspek penting rehabilitasi dan restorasi mangrove kepada seluruh pemangku kepentingan, dan memaparkan praktik baik mengenai aksi kolektif rehabilitasi dan restorasi mangrove serta mendiskusikan potensi pilot project serta rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan bersama antara KADIN Indonesia, PFI, dan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup & Konservasi. (*)