Kawasan ekosistem Mangrove di pesisir Desa Lori dan Desa Singai Langir di Kalimantan Timur, yang memberi manfaat lingkungan terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya, kini semakin terdegradasi setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena disebabkan banyaknya alih fungsi kawasan Mangrove menjadi tambak.
Oleh karenanya sebagai wujud kepedulian terhadap Mangrove agar tetap memberikan manfaat, Energy Mangrove Program in Action (IMPACT) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat melakuan kegiatan edukasi bagi anak-anak SD dan SMP.
Menurut Direktur Pelaksana IMPACT, Chintya Dian Astuti, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan mendorong para siswa turut aktif melestarikan lingkungan di tempat tinggalnya dan tidak merusak lingkungannya karena kita tanamkan pada diri anak culture atau kebiasaan kepedulian betapa pentingnya mangrove bagi kehidupan dan kelestarian alam yang kita tempati ini.
“Ini merupakan salah satu strategi IMPACT untuk memberikan edukasi sedini mungkin tentang betapa pentingnya mangrove kepada anak-anak SD & SMP. Dalam pelaksanaannya, kami bekerjasama dengan Dinas Pendidikan atau dengan sekolah SD & SMP setempat,” ungkap Chintya dalam keterangannya, Selasa, 19/12/23.
Chintya mengatakan pelajaran yang dipetik dari banyak restorasi mangrove program adalah merekomendasikan bahwa program tersebut harus melibatkan masyarakat lokal dan menyelaraskan kepentingan ekonomi lokal dengan konservasi dan restorasi mangrove dimulai dari tahap perencanaan.
Para peserta kegiatan ini adalah Tim IMPACT, Siswa siswi dan guru dari SDN 13 Sungai Langir dan SMPN 2 Tanjung Harapan, Perwakilan aparat Desa Lori, Perwakilan aparat Desa Sungai Langir, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser, Kelompok Mangrove Desa Lori, Kelompok Mangrove Desa Sungai Langir dan tamu undangan lainnya. Edukasi Mangrove ini dilaksanakan Selasa, 19/12/23, pukul 7.30-15.00 WITA di SMPN 2 Tanjung Harapan dan Rabu, 20/12/2023 pukul 07.30-15.00 WITA di SDN 013 Sungai Langir.
Artikel ini sudah ditayangkan di : https://www.majalahglobalreview.com/impact-goes-to-school-edukasi-mangrove-solusi-keberlanjutan-bersahabat-dengan-alam/
Edukasi yang dilakukan tak hanya di dalam ruangan tapi juga diluar ruangan yaitu praktek membuat dan menanam bibit mangrove. Pada kesempatan ini, IMPACT memberikan bibit pohon mangrove untuk SMP sebanyak 150 bibit dan untuk SD sebanyak 75 bibit. Selain itu, panitia juga membagikan plakat untuk masing-masing sekolah dan hadiah games sebanyak 30 buah untuk SD dan SMP serta pemberian souvenir untuk semua peserta berupa kaus lengan panjang dan juga konsumsi selama acara.
“Keterlibatan berkelanjutan dengan komunitas lokal seluruh pelaksanaan program diperlukan untuk memastikan partisipasi, menumbuhkan rasa memiliki, dan memastikan keberlanjutan hasil program,” jelas Chintya.
Inisiatif kegiatan yang digagas oleh program IMPACT ini jelas Chintya juga bermanfaat bagi guru-guru dan sekolah-sekolah yang terlibat karena kegiatan yang bermanfaat ini akan selalu dikawal melalui pendampingan dan pelatihan yang bisa mereka minta selama program IMPACT masih berjalan disana.
Edukasi mangrove sebagai solusi keberlanjutan bersahabat dengan alam, bertujuan untuk menginformasikan kepada publik terkait dengan program IMPACT sebagai bagian dari solusi abrasi dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat. “Selain itu juga mengedukasi anak-anak sejak dini untuk mengetahui lebih jauh tentang Mangrove dan manfaatnya serta menumbuhkan rasa cinta tanah air, peduli dan ikut aktif melestarikan alam pesisir terutaman di wilayah sekitar tempat tinggal mereka,” jelas Chintya.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Edukasi Mangrove sebagai solusi keberlanjutan bersahabat dengan alam adalah
program mangrove impact di Desa Lori dan Sungai Langir dapat diterima dengan baik dan di dukung penuh oleh masyarakat dan aparat desa setempat.
Edukasi mangrove sejak dini diharapkan juga membuat anak-anak di desa Lori dan Sungai Langir menjadi paham dan suka menanam serta peduli terhadap lingkungan mereka.
“Selain itu para siswa diharapkan rajin dan suka bekerjasama secara gotong royong dalam menjaga kelestarian lingkungan serta ekosistem mangrove-nya. Para siswa juga berani bercita-cita setinggi-tingginya, meraih masa depan yang gemilang karena mendapatkan gambaran tentang dunia luar, “ungkap Chintya.
Keterlibatan yang berkelanjutan akan memberdayakan penerima manfaat lokal untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan tentang pemanfaatan mangrove.
Ke depan program restorasi harus melibatkan masyarakat lokal dan memberikan insentif jangka pendek untuk partisipasi melalui pendekatan padat karya dan jangka panjang peluang dengan melatih masyarakat lokal dan memfasilitasi akses ke pasar. Restorasi mangrove dalam skala besar membutuhkan strategi jangka panjang dari peningkatan koordinasi antar lembaga, kerjasama dengan masyarakat pesisir, peningkatan kapasitas untuk mengelola mangrove, dan peningkatan nilai mangrove kepada penduduk setempat. Menciptakan dukungan masyarakat untuk mangrove rehabilitasi sangat penting untuk keberhasilan.
Kegiatan edukasi mangrove sebagai solusi keberlanjutan bersahabat dengan alam adalah
anak-anak memahami dan banyak bertanya karena tertarik ingin tahu lebih jauh tentang mangrove,
Sekolah dan guru-guru antusias mendukung dan membantu kegiatan ini sebagai percontohan,
Masyarakat dan orang tua siswa ikut mendukung dan menyadari bahwa mangrove itu sangat berguna buat mereka dan menginginkan ada pendidikan tentang lingkungan hidup di sekolah dasar dan menengah pertama.*